Selasa, 21 Agustus 2012

Waris


49
1.      Metodologi
       Kalau kita bicara tentang metodologi pengajaran disini, pembicaraan kita bukan hanya terbatas pada hal-hal pengajaran saja, tetapi menyangkut soal yang lebih luas … Pendeknya meliputi segala hal yang akan membawa proses belajar-mengajar bisa lebih efektif. Dengan kata lain metodologi ini akan menjawab pertanyaan “bagaimana”(How)? Sedang bagian “mata pelajaran” (knowledge) menjawab pertanyaan apa (what) yang harus dipelajari.164
    Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Asal kata “metode” mengandung pngertian “ suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”, dan hodos berarti “jalan atau cara”, bila ditambah dengan logi sehingga menjadi metodologi berarti “ Ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena logi yang berasal dari bahasa Greek (Yunani) logos berarti “akal” atau “ilmu”165
        Peranan metoda pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukkan bahwa materi kurikulum Pendidikan Islam tidak mungkin akan tepat diajarkan, melainkan diberikan dengan cara khusus. Ketidaktepatan dalam menerapkan metoda ini kiranya akan menghambat proses belajar-mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga yang tidak perlu.166
       Dalam pengertian umum, metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Cara itu mungkin baik mungkin tidak baik. Baik dan tidak baiknya sesuatu metode banyak bergantung kepada beberapa faktor.. Faktor-faktor itu mungkin berupa situasi dan kondisi, pemakai metode itu sendiri yang kurang memahami penggunaannya atau tidak sesuai dengan seleranya, atau secara objektif metode itu kurang cocok dengan kondisi dari objek.167




------------
       164Hasan Langgulung, Op.Cit, hlm. 306
       165M. Arifin, Op.Cit, hlm. 65
       166Abdurrahman Saleh A., Op.Cit, hlm. 197
       167Muzayyin Arifin, Op.Cit, hlm. 89



50
        Metodologi adalah metodologi pengajaran, yaitu cara-cara yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada murid. Cara-cara penyampaian dimaksud berlangsung dalam interaksi edukatif dan penggunaan berbagai cara itu merupakan upaya untuk mempertinggi mutu pendidikan / pengajaran yang bersngkutan.168
      Ahmad Tafsir dalam Filsafat Pendidikan Islam mengatakan bahwa didalam “ metode internalisasi ada tiga tujuan pembelajaran. Ini berlaku untuk tujuan pembelajaran apa saja, yaitu : Tahu, mengetahui (knowing); Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing); Murid menjadi orang seperti yang ia ketahui itu.169
     Metode pengajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam mendukung keberhasilan pengajaran. Itulah sebabnya, para ahli pendidikan sepakat, bahwa seorang guru yang ditugaskan mengajar di sekolah, haruslah guru yang professional, yaitu guru yang antara lain ditandai oleh penguasaan yang prima terhadap metode pengajaran. Melalui metode pengajaran, mata pelajaran dapat disampaikan secara efesien, efektif dan terukur dengan baik, sehingga dapat dilakukan perencanaan dan perkiraan dengan tepat. 170
        Abdurrahman an-Nahlawi menyebutkan bahwa diantara metode-metode itu, yang paling penting dan paling menonjol ialah :
1.       Metode hiwar (percakapan) Qurani dan Nabawi,
2.       Mendidik dengan kisah-kisah Qurani dan Nabawi,
3.       Mendidik dengan amtsal (perumpamaan) Qurani dan Nabawi,
4.       Mendidik dengan member teladan,
5.       Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengamalan,
6.       Mendidik dengan mengambil íbrah (pelajaran) dan mau’dhah (peringatan),
7.       Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).171


------------
       168Zakiah Daradjat, Op.Cit, hlm. 111
       169A. Tafsir, Op.Cit, 224-225
       170Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2009), cet. ke 1, hlm. 176
       171Abdurrahman an-Nahlawi,Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam,(Bandung : CV Diponegoro,
1996), cet. ke III, hlm. 283-284

51

       Adapun metode mengajar dalam pendidikan Islam meliputi :
                   a.  Metode Ceramah
       Ceramah, adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.172
    Metode ceramah adalah suatu cara mengajar dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswa. Agar siswa aktif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan mental untuk memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.173
     Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung dihadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelasankan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan. Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari peserta didik, disajikan secara sistematik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik. Pada akhir ceramah perlu dikemukakan kesimpulan, memberikan kesematan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.174 
       Ramayulis menyatakan, metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.175

-----------
       172Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung : Sinar Baru Algesindo,2008),cet ke 9,
hlm. 77
       173Op.Cit, hlm. 70
       174Abuddin Nata,Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2009), cet 1, hlm. 181-182
       175Ramayulis,lmu Pendidikan Islam,(Jakarta : Penerbit Kalam Mulia, 2006), cet. ke 5, hlm. 291
52
       Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap sesuatu masalah, karena itu cara tersebut sering juga disebut dengan metode kuliah.176
       Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah, yaitu:
1). Menetapkan apakah metode ceramah wajar digunakan denganmempertimbangkan
      hal-hal sebagai berikut :
a). Tujuan yang hendak dicapai
b). Bahan yang akan diajarkan termasuk buku sumbernya yang tersedia.
c). Alat, fasilitas, waktu yang tersedia.
d). Jumlah murid beserta taraf kemampuannya.
e). Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan kemampuan berbicara.
f). Pemilihan metode mengajar lainnya sebagai metode bantu.
g). Situasi pada waktu itu.
2)       Langkah-langkah menggunakan metode ceramah.
a). Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.
b). Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.
c). Tahap asosiasi (komparasi), artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya. Untuk itu pada tahap ini diberikan  atau disediakan Tanya jawab dan diskusi.
d). Tahap generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.177
       Muhibbin Syah menyatakan bahwa metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Disamping itu, metode ini juga dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.178


-----------
       176Zakiah Daradjat dkk.,Metodik Khusus Pengajaran Agama islam (Jakarta : Penerbit Bumi Aksara,2008), cet. ke 4, hlm. 289
       177Op.Cit, hlm. 77
       178Op.Cit, hlm. 200

53

    Adapun keuntungan yang dapat diperoleh metode ceramah yaitu :
1)      Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang sama, sehingga pendidik dapat mengawasi peserta didik sekaligus.
2)      Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dngan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus.
3)      Pelajaran bias dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
4)      Fleksibel dalam menggunakan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.
Kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut :
1)      Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada pendidik)
2)      Pendidik kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauhmana peserta didik telah menguasai bahan ceramah.
3)      Pada peserta didik dapat terbentuk konsep-konsep yang lain dari apa yang dimaksudkan pendidik.
4)      Sering sukar ditangkap maksudnya, bila ceramah berisi istilah-istilah yang tidak / kurang dimengerti peserta didik sehingga mengarah kepada verbalisme. 179

b.     Metode Tanya Jawab
        Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.180




-----------
       179Op.Cit, hlm. 301-302
       180Ibid, hm. 305


54
       Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.181
       Abdul Rachman Shaleh mnyatakan bahwa metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. Dalam.metoda ini antara lain dapat dikembangkan keterampilan-keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasi, menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkominikasikan.182
       Zakiah Daradjat berpendapat bahwa metode tanya jawab adalah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.183
    Dalam  prakteknya, metode tanya jawab ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan yang diangkat dari bahan pelajaran yang akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses tanya jawab yang berlangsung, dan diakhiri dengan tindak lanjut. Berbagai pertanyaan yang dituangkan dalam bahan Tanya jawab tersebut dapat dirumuskan dengan focus pada ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan aspek-aspek lainnya yang terdapat dalam ranah kognitif. Metode tanya jawab banyak digunakan karena dapat menarik perhatian, merangsang daya pikir, membangun keberanian, melatih kemampuan berbicara dan berfikir secara teratur, serta sebagai alat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara objektif. Namun demikian, metode tanya jawab ini sering menimbulkan rasa takut pada peserta didik, sulitnya membuat pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, banyak membuang-buang waktu, tidak tersedianya waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada semua anak untuk bertanya.184



-----------
       181Op.Cit, hlm. 78
       182Op.Cit, hlm. 64
       183Op.Cit, hlm. 307
       184Op.Cit, hlm. 183

55
     Metode tanya jawab sering dipakai oleh para nabi dan rasul Allah dalam mengajarkan agama yang dibawanya kepada umatnya. Bahkan para ahli fikir dan filosof pun banyak mempergunakan metode tanya jawab ini. Oleh karena itu metode ini termasuk yang paling tua dalam dunia pendidikan / pengajaran disamping metode khutbah dan ceramah. Karena dengan Tanya jawab pengertian dan pengetahuan anak didik dapat lebih dimantapkan, sehingga segala bentuk kesalahpahaman, kelemahan daya ungkap terhadap pelajaran dapat dihindari.185
       Allah Swt. berfirman :
Ÿ  
       Artinya : “ dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui “.(Q.S. an-Nahl (16) : 43)186
       Bebarapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam metode tanya jawab sebagai berikut :
1). Tujuan yang akan dicapai dari metode Tanya jawab, antara lain :
a). Untuk mengetahui sampai sejauhmana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
b). Untuk merangsang siswa berfikir.
c). Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2). Jenis pertanyaan :
a). Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan telah tertanam pada siswa.
b). Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berfikir anak dalam menaggapi suatu persoalan.


-----------
       185M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner,(Jakarta : PT Bumi Aksara,2009), cet. ke 4, hlm. 75
       186Op.Cit, hlm. 408


56

3)      Teknik mengajukan pertanyaan. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
a). Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan pada siswa.
b). Pertanyaan hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya.
c). Distribusi atau pemberian pertanyaan harus merata.
d). Buatlah ringkasan hasil Tanya jawab sehigga memperoleh pengetahuan secara sistematik.187
     Adapun keuntungan metode tanya jawab menurut Ramayulis adalah :
1). Memberi kesempatan keada peserta didik untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.
2). Pendidik dapat dengan segera mengetahui kemajuan peserta didiknya dari bahan yang telah diberikan.
3). Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari peserta didik dapat mendorong pendidik untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut.
Kelemahan metode tanya jawab adalah :
1). Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan metode ceramah.
2). Mungkin terjadi perbedaan pendapat antara pendidik dan peserta didik.
3). Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok.188

c.    Metode Latihan
       Penggunaan istilah “latihan” sering disamakan artinya dengan “ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut.189




-----------
       187Op.Cit, hlm. 79
       188Op.Cit, hlm. 311-312
       189Op.Cit, hlm. 302



57
       Metode latihan merupakan suatu metoda yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.190
       Adapun kebaikan metode drill (latihan) menurut Ramayulis adalah :
1). Peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
2). Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para peserta didik yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna di kemudian hari.
3). Pendidik lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik disaat berlangsungnya pengajaran.
Kelemahan metode drill (Latihan) adalah :
1). Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan dalam kondisi belajar ini pertimbangan inisiatif peserta didik selalu disorot dan tidak diberikan keleluasaan.
2). Peserta didik menyelesaikan tugas secara status sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pendidik.
3). Membentuk kebiasaan yang kaku;
4). Dapat menimbulkan ferbalisme;
5). Dapat menghambat inisiatif peserta didik.191  
       Pengajaran yang diberikan melalui metode drill (latihan) dengan baik selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1). Anak didik itu akan dapat mempergunakan daya berfikirnya yang makin lama bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berate daya berfikir bertambah.
2). Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut akan memperoleh paham yang lebih baik dan lebih mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam proses belajar-mengajar. Salah satu cara ialah mengukur kemajuan tersebut melalui ulangan (tes) tertulis atau lisan. 192


-----------
       190Abdul Rachman Shaleh,Op.Cit,hlm.69 
       191Ramayulis,Op.Cit,hlm. 349-350
       192Zakiah Daradjat dkk.,Op.Cit,hlm. 302-303
58

d.    Metode Demonstrasi dan Eksperimen
       Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.193  
       Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan.194
       Yang dimaksud dengan metode eksperimen ialah apabila seseorang peserta didik melakukan sesuatu percobaan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh peserta didik.195
       Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya, biasanya terhadap ilmu-ilmu alam yang didalam penelitiaannya menggunakan metode ynag sifatnya objektif, baik dilakukan di dalam atau di luar kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu.196
       Abuddin Nata menyebutkan bahwa metode demonstrasi ini banyak digunakan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses pengaturan dan pembuatan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan juga untuk mengetahui dan melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi dilaksanakan dengan pertimbangan adanya tingkat perkembangan berfikir yang berbeda-beda yang dimulai dari yang konkret kepada yang abstrak.197


-----------
       193Ibid,hlm. 296
       194Ramayulis,Op.Cit,hlm. 313
       195Ibid,hlm. 317
       196Zakiah Daradjat dkk.,Op.Cit,hlm. 295
       197Abuddin Nata,Op.Cit,hlm. 183-184



59

       Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode demonstrasi dan eksperimen sebagai berikut :
1). Persiapan atau perencanaan
a). Tetapkan tujuan demonstrasi dan eksperimen.
b). Tetapkan langkah-langkah pokok demontrasi dan eksperimen.
c). Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2). Pelaksanaan demonstrasi dan eksperimen :
a). Usahakan demosntrasi dan eksperimen dapat diikuti, diamati oleh seluruh kelas.
b). Tumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terdapat tanya jawab, dan diskusi tentang maalah yang didemonstrasikan.
c). Beri kesempatan setiap siswa untuk mencoba sehingga siswa merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.
d). Buatlah penilaian dari kegiatan siswa, dalam eksperimen tersebut.
3). Tindak lanjut demonstrasi dan eksperimen.
Setelah demonstrasi dan eksperimen selesai, berikanlah tugas kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya membuat karangan laporan dan lain-lain. Dengan demikian kita dapat menilai sejauh mana hsil demonstrasi dan eksperimen dipahami siswa.198
      Adapun keuntungan metode demonstrasi dan eksperimen menurut Ramayulis adalah :
1). Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik diikut sertakan.
2). Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bias mengembangkan kecakapannya.
3). Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama.
4). Pengertian lebih cepat dicapai.
5). Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dari titik yang dianggap penting oleh pendidik dapat diamati oleh peserta didik sepenuhnya.
6). Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati proses demonstrasi.
7). Metode eksprimen menambah keaktifan peserta didik untuk berbuat dan memecahkan sendiri.

-----------
198Nana Sudjana,Op.Cit, hlm. 83-84



60

8). Dapat melaksanakan langkah-langkah dalam cara berfikir ilmiah.
9). Pengertian peserta didik menjadi luas.
Kelemahan metode demonstrasi adalah :
1). Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidik, untuk itu perlu persiapan yang matang.
2). Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan yang cukup.
3). Kelemahan metode eksperimen tidak semua bahan pelajaran dapat dieksperimenkan.
4). Peserta didik yang terlalu muda atau sedikit pengalamannya, tidak dapat melaksanakan eksperimen secara baik.199

e.       Metode Diskusi
      Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.200
       Metode Diskusi ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh, guna memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain, dalam metode ini siswa mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama mereka di bawah pimpinan atau bimbingan guru.201
       Dalam pengertian yang umum, diskusi ialah suatu proses yang meibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaranyang sudah tertentu melalui cara tukarmenukar informasi (information sharing), mempertahankan pendapat (self maintenance), atau pemecahan masalah (problem solving).202

-----------
       199Ramayulis,Op.Cit,hlm. 314-319
       200Nana Sudana,Op.Cit,hlm. 79
       201Abdul Rachman Shaleh,Op.Cit,hlm. 62
       202Ramayulis,Op.Cit,hlm. 321

61
       Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidik memberikan kesempatan kepada para peserta didik atau kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah.203
       Metode ini biasanya erat kaitannya dengan metode linnya, misalnya metode ceramah, karyawisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah bagian yang terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (problem solving).204
       Dalam dunia pendidikan metode diskusi ini mendapat perhatian karena dengan diskusi akan merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.205
    Sebagaimana halnya metode lainnya, metode diskusi ini memiliki kelebihan antara lain dapat merangsang kreativitas para siswa, membiasakan para siswa untuk bertukar pikiran, melatih siswa agar terampil dalam mengemukakan pendapat, memperluas wawasan, serta menghasilkan jawaban dan pemecahan yang lebih kuat. Sedangkan kekurangan atau kelemahannya, antara lain kesulitan dalam menentukan masalah yang sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir siswa yang beragam, terjadinya dominasi pembicaraan oleh hanya beberapa orang saja, memerlukan waktu yang agak longgar, kadang-kadang terjadi pembicaraan yang tidak focus pada masalah yang dibahas, dan terkadang terdapat pula pembicaraan yang emosional dan kurang terkontrol yang berakhir dengan keributan dan rasa dendam.206 
     Metode diskusi juga diperhatikan oleh al-Qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah. Perintah Allah dalam mengajak manusia ke jalan yang benar harus dengan hikmah dan mauidhah yang baik dan membantah mereka dengan berdiskusi secara benar.207



-----------
       203Ramayulis,Op.Cit,hlm. 321
       204Zakiah Daradjat,Op.Cit,hlm. 292
       205Ibid
       206Abuddin Nata,Op.Cit,hlm. 189
       207M. Arifin,Op.Cit,hlm. 74

62
       Allah Swt. berfirman :
  
   Artinya : “ serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. an-Nahl (16) : 125)208
       Allah Swt. berfirman :

   Artnya : “ dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka , dan Katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri". (Q.S. al Ankabut (29) : 46)209
       Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah :
1). Persiapan atau perencanaan diskusi :
a). Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
b). Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
c). Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
d). Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.


------------
       208Op.Cit,hlm. 421
       209Ibid, hlm. 625


63
2). Pelaksanaan diskusi :
a). Membuat struktur kelompok
b). Membagi-bagi tugas dalam diskusi
c). Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
d). Mencatat ide-ide atau saran-saran yang penting.
e). Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta.
f). Menciptakan situasi yang mnyenagkan.
3). Tindak lanjut diskusi :
a). Membuat hasil-hasil atau kesimpulan dari diskusi.
b). Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.
c). Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan dating.210

f.       Metode Kerja Kelompok
       Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi berkelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).211
1). Dasar pengelompokan . Kelompok bisa dibuatkan berdasarkan :
a). Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar.
b). Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama.
c). Pengelompokkan berdasarkan jenis pkerjaan yang akan kita berikan.
d). Pengelompokkan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa.
e). Penglompokkan secara random atau dilotre, tidak melihat factor-faktor lain.
f). Pengelompokkan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria da nada wanita.




-----------
       210Nana Sudjana,Op.Cit,hlm. 80
       211Ibid,hlm. 82


64
2). Jenis kelompok :
a). Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja, sifatnya incidental.
b). Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas atau masalah yang akan dipecahkan.
3). Petunjuk pelaksanaan bekerja dalam kelompok :
a). Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
b). Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual, hal ini bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c). Persaingan yang sehat yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar.
d). Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.212

g.      Metode Pemberian Tugas
      Metode pemberian tugas merupakan metode yang memberikan kesempatan kpada siswa melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalami secara nyata. Tugas dapat diberikan secara  berkelompok atau perseorangan.213
       Langkah-langkah menggunakan metode tugas sebagai berikut :
1). Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan siswa hendaknya mempertimbangkan :
a). Tujuan yang akan dicapai.
b). Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
c). Sesuai dengan kemampuan siswa.
d). Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
e). Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.




-----------
       212Ibid,hlm. 82-83
       213Abdul Rachman Shaleh,Op.Cit,hlm. 55


65

2). Langkah pelaksanaan tugas :
a). Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.
b). Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
c). Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d). Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
3). Fase mempertanggungjawabkan tugas :
a). Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b). Ada tanya jawab atau diskusi kelas.
c). Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya.214
     Abuddin Nata menyatakan bahwa metode pengajaran dengan penugasan memiliki kelebihan yang antara lain sebagai bentuk pengajaran modern, dapat lebih merangsang dan menumbuhkan kreativitas para peserta didik, mengembangkan kemandirian, memberikan keyakinan tentang apa yang dipelajari di kelas, membina kebiasaan siswa untuk selalu mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi, membuat peserta didik lebih bergairah dalam belajar, membina tanggung jawab dan disiplin para peserta didik. Sedangkan kelemahannya antara lain, kesulitan dalam mengontrol para peserta didik, apalagi yang jumlahnya banyak, pelaksanaan tugas kelompok terkadang hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja, sedangkan yang lainnya tidak melakukan tugas apa-apa, kesulitan dalam memberikan tugas kepada para siswa yang berbda-beda kemampuannya. 215
3.      Praktek Penggunaan Metode Mengajar
       Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Kombinasi tersebut dapat terjadi dari berbagai metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, seperti sebagai berikut:




------------
       214Nana Sudjana,Op.Cit,hlm. 81-82
       215Abuddin Nata,Op.Cit,hlm. 186-187



66

a.      Metode Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas
       Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan (perhatian siswa kurang terfokus bila isinya tidak menarik), maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Selesai memberikan ceramah, maka siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Kemudian bila dipandang cukup dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa, atau siswa masih belum puas dengan jawaban guru atau guru masih meragukan penyerapan materi yang difahami oleh siswa, maka untuk lebih memantapkan materi yang diajarkan, siswa diberi tugas yang berhubungan dengan materi tersebut untuk dikerjakan dirumah baik secara perorangan maupun berkelompok, yang hasilnya akan dijadikan sebagai penyempurna dari tujuan yang telah ditetapkan pada saat kegiatan awal pelajaran berlangsung.216
Tabel 1
Jenis kegiatan yang menggunakan Metode Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas
No
Langkah
Jenis Kegiatan Mengajar Belajar
1
2









3

Persiapan
Pelaksanaan









Evaluasi

1. Menciptakan kondisi belajar siswa
2. Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan / materi pelajaran (metode ceramah)
3.Asosiasi/komparasiartinya memberi kesempatan pada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya, melalui Tanya jawab (metode tanya jawab)
4. Generalisasi / kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah (metode tugas)
5.Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.

-----------
       216Nana Sudjana,Op.Cit,hlm. 91

67
b.      Ceramah, Diskusi dan Tugas
       Penggunaan ketiga jenis mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian informasi kepada siswa tentang materi / bahan yang akan didiskusikan oleh siswa lalu memberikan masalah untuk didiskusikan, kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
       Ceramah dimaksudkan untuk mmberikan penjelasan / informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir diskusi siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga.217
Tabel 2
Jenis kegiatan yang menggunakan Metode Ceramah, Diskusi dan Tugas
No
Langkah
Jenis kegiatan mengajar belajar
1
2









3
Persiapan
Pelaksanaan









Evaluasi
1. Mempersiapkan kondisi belajar siswa
2. Memberikan informasi / penjelasan tentang masalala
    Tugas dalam diskusi (metode ceramah)
3.Mempersiapkan sarana / prasarana untuk melakukan
   diskusi (tempat, peserta dan waktu)
4.Siswa melakukan diskusi
   - guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam
     diskusi
   -memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk
     aktif
   -mencatat tanggapan / saran dan ide-ide yang penting
5.Memberi tugas kepada siswa untuk
   - memuat kesimpulan diskusi
   - mencatat hasil diskusi
   - menilai hasil diskusi

-----------
       217Ibid,hlm. 92

68
c.       Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen
       Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan baik oleh guru maupun oleh siswa tanpa diikuti oleh eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif.
Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan, artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti dengan eksperimen disertai penjelasan secara lisan (ceramah).218
Tabel 3
Jenis kegiatan yang menggunakan Metode Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen
No
Langkah
Jenis kegiatan mengajar belajar
1
2









3
Persiapan
Pelaksanaan









Evaluasi/tindak
lanjut
1. Mempersiapkan kondisi belajar siswa
2. Mmberikan informasi / penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi (ceramah)
3. Mempersiapkan sarana / prasarana untuk melakukan diskusi (tempat, peserta dan waktu)
4. Siswa melakukan diskusi :
- Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
- Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk aktif
- Mencatat tanggapan / saran dan ide-ide yang penting.
5. Memberi tugas kepada siswa untuk :
- Membuat kesimpulan diskusi
- Mencatat hasil diskusi
- Menilai hasil diskusi


-----------
       218Ibid,hlm.93

69
d.      Ceramah, demonstrasi dan latihan
       Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Oleh sebab itu metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan itu dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk mberi penjelasan pada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang hendak dilakukannya. Sedangkan demonstrasi disini dimaksudkan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa.219
Tabel 4
Jenis kegiatan yang menggunakan Metode Ceramah, Demonstrasi dan Latihan
No
Langkah
Jenis kegiatan mengajar belajar
1
2




3
Persiapan
Pelaksanaan




Evaluasi/tindak
lanjut
1. Menyediakan peralatan yang diperlukan
2. Menciptakan kondisi anak untuk belajar
3. Memberikan pengertian / penjelasan sebelum latihan dimulai (ceramah)
4. Demonstrasikan proses / prosedur tersebut.
5. Siswa diberi kesempatan latihan
6. Siswa membuat kesimpulan kesimpulan dari latihan yang ia lakukan.





-----------
       219Ibid,hlm. 96






70

e.       Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan
       Dalam Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I, guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini dilakukan untuk memberikan penguatan kepada siswa agar memiliki konsep dasar tentang materi waris. Setelah dianggap cukup menjelaskan materi tersebut disertai dengan contoh cara menyelesaikan materi waris dengan menggunakan rumus KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil), KPT (Kelipatan Persekutuan Tinggi) dan Radd, maka diadakan Tanya Jawab. Terutama materi yang dianggap sukar untuk dimengerti yaitu yang berhubungan dengan ashobah bilghair, aul dan rad. Kemudian siswa diberi soal-soal latihan yang berhubungan dengan rumus-rumus tersebut di atas. Pada siklus pertama untuk mengetahui minat belajar siswa diberikan angket sebagai pre tes, sejauhmana siswa telah mengetahui materi yang akan diberikan. Selanjutnya di akhir kegiatan di adakan tes siklus I, setelah siswa mengerjakan latihan-latihan soal.
Tabel 5
Jenis kegiatan yang menggunakan Metode Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan
No
Langkah
Jenis kegiatan mengajar belajar
1



2




3
Persiapan



Pelaksanaan




Evaluasi/tindak
lanjut
1. Memotivasi siswa untuk serius didalam mempelajari materi waris
2. Memberikan angket untuk mengetahui minat belajar siswa tentang materi yang akan diberikan
3. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi waris (ceramah)
4. Siswa menanyakan hal-hal yang belum difahami tentang materi tersebut (Tanya Jawab)
5. Siswa mengerjakan soal-soal latihan (drill/ latihan)
6. Guru memberikan tes akhir siklus I
7. Siswa diberi tugas PR


71
f.       Ceramah, Kompetisi dan Tanya Jawab
       Ceramah dilakukan untuk menjelaskan hal-hal yang belum difahami dengan menjelaskan secara singkat pokok-pokoknya saja agar siswa mantap didalam mengikuti kompetisi dan bersemangat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada regunya dari Guru Pendidikan Agama Islam. Aturan kompetisi diikuti agar memperhatikan waktu didalam menjawab soal, bila benar diberi nilai 100 dan bila salah dikurangi 100 dan regu yang terbanyak nilai dijadikan sebagai pemenang.
Tabel 6
Jenis kegiatan yang menggunakan Metode Ceramah, Kompetisi dan Tanya Jawab
No
Langkah
Jenis kegiatan mengajar belajar
1


2







3
Persiapan


Pelaksanaan







Evaluasi/tindak
lanjut

1. Siswa dibagi kedalam regu
2. Regu yang tambil terdiri dari tiga regu
3. Satu regu terdiri dari tiga siswa
4. Tiap regu menjawab soal-soal kompetisi dari regu A sampai regu C
5. Bila menjawab benar nilai 100 dan bila salah dikurangi seratus
6. Pada babak berikutnya masing-masing regu berebut untuk menjawab soal
7. Selanjutnya nilai dihitung dan yang menjadi pemenang yang mendapat nilai tertinggi
8. Selesai menampilkan seluruh regu dalam mengikuti kompetisi, maka diadakan evaluasi atau tes siklus ke II
9. Bila hasil tes dianggap cukup karena ada perubahan hasil tes dari siklus I, maka penelitian tindakan kelas dihentikan setelah selesai siklus II



72

Tidak ada komentar:

Posting Komentar