Selasa, 21 Agustus 2012


       Artinya : “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? dan bumi bagaimana ia dihamparkan?(QS al Ghasyiyah (88):17-20)271
      Adapun prinsip-prinsip belajar menurut al-Qur’an adalah sebagai berikut :
a.       Motivasi
b.       Pengulangan
c.        Perhatian
d.       Partisipasi aktif
e.        Pembagian belajar
f.          Perubahan perilaku secara bertahap.. 272



------------
       270Op.Cit, hlm. 901
      271Ibid, hlm. 1156
      272Muhammad Utsman Najati, Op.Cit, hlm. 268-302



86

     Meskipun secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku organism dapat dianggap belajar. Perubahan yang timbul karena proses belajar sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas. Diantara ciri-ciri perubahan yang khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar adalah :
a.       perubahan itu intensional;
b.       perubahan itu positif dan aktif;
c.        perubahan itu efektif dan fungsional. 273
       Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
a.       kebiasaan
b.       keterampilan
c.        pengamatan
d.       berfikir assosiatf dan daya ingat
e.        berfikir rasional dan daya kritis
f.        sikap
g.        inhibisi
h.       apresiasi
i.          tingkah laku afektif. 274
      Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memeroleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efisien. Efisien adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya (Gie, 1985). Dengan demikian, ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa, yaitu :
a.       efisiensi usaha belajar
b.       efisiensi hasil belajar.. 275




------------
       273Muhibbin Syah, Op.Cit, 117
       274Ibid, hlm. 116-119
       275Ibid, hlm. 123


87

Efisiensi dari sudut usaha belajar dapat digambarkan model berikut :
MODEL 1
Efisiensi dari Sudut Usaha Belajar

    Usaha                Badu
    Belajar

    Usaha                Tuty                                      Prestasi
    Belajar                                                             Belajar

    Usaha                Ibnu
    Belajar

Model 1 tersebut di atas memperlihatkan kepada kita bahwa Ibnu lebih efisien daripada Tuti dan Badu, karena dengan usaha yang minim dapat mencapai hasil belajar yang sama tingginya dengan prestasi beljar Tuti dan Badu. Padahal, Tuti dan Badu telah berusaha lebih keras daripada Ibnu.
      Selanjutnya, sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan model 2 berikut ini :
MODEL 2
Efisiensi dari Sudut Hasil Belajar

                                           Badu                      Prestasi
                                                                          rendah

     Usaha                           Tuty                       Prestasi   
     Belajar                                                          sedang

                                           Ibnu                        Prestasi
                                                                           tinggi   

     Model 2 di atas memperlihatkan bahwa Ibnu adalah siswa yang efisien ditinjau dari prestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan perbandingan yang terbaik dari sudut hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha belajar Ibnu sama besarnya dengan usaha Tuti dan Badu (lihat kotak usaha belajar), ia telah memeroleh prestasi yang optimal atau lebih tinggi daripada prestasi Tuti dan Badu. 276

------------
       276Ibid, hlm. 123-124

88

       Secara sederhana konsep belajar tuntas mengajarkan (Carroll, 1968) bahwa bilamana siswa diberi kesempatan mempergunakan waktu yang dibutuhkannya untuk belajar dan ia mempergunakannya sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang diharapkan.277
       Ada beberapa factor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang adalah :
1.       Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bahan.
2.       Usaha yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut.
3.       Bahan seseorang yang sifatnya sangat individual.
4.       Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran.
5.       Kemampuan siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar mengajar yang dihadapi. 278
       Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya mengatakan bahwa tingkat hasil belajar pada waktu yang digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Dalam situasi sekolah yang sebenarnya waktu yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan dipengaruhi oleh karakteristik siswa dan karakteristik pengajaran. Karakteristik siswa berkenaan dengan bakat dan ketekunan belajar. Karakteristik pengajaran berkenaan dengan kesempatan belajar, kualitas pengajaran, dan kemampuan memahami pengajaran.
                                                f (waktu yang dibutuhkan secara actual) 
Tingkatan hasil belajar    =                 (waktu yang dibutuhkan)
                                         f =     fungsi yang ditentukan oleh atau bergantung pada. 279

         Allah Swt. berfirman :
  

------------
       277Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Stategi Belajar Mengajar, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2005), cet. ke 2, hlm. 156
       278Ibid, hlm. 157
       279Ibid, hlm. 158

89
       Artinya : “demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS al Áshr (103) : 1-3)280
       Ada empat kriteria orang yang terhindar dari kerugian sesuai surat al Ashr tersebut diatas, yaitu : 1. Yang mengenal kebenaran, 2. Yang mengamalkan kebenaran, 3. Yang ajar-mengajar menyangkut kebenaran, 4. Yang sabar dan tabah dalam mengamalkan serta mengajarkan kebenaran.281
       Dalam kamus bahasa Indonesia waktu adalah : (1) seluruh rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang dan yang akan dating; (2) saat tertentu untuk menyelesaikan sesuatu; (3) kesempatan, tempo, atau peluang; (4) ketika, atau saat terjadinya sesuatu.282
       Menurut M. Quraish Shihab menyebutkan bahwa waktu dalam Al-Qurán menunjukkan makna-makna: 1. Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu, seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat Q.S. Yunus (10) : 49, 2. Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya sampai punahnya alam sementara ini Q.S. Al-Insan (76) : 1; 3. Waqt digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa Q.S. an-Nisa (4) : 103; 4. Ashr, kata ini biasa diartikan “waktu menjelang terbenamnya matahari”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “masa”secara mutlak. Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa áshr merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata áshr sendiri bermakna “perasaan”, seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa. 283


------------
       280Op.Cit, hlm. 1183
       281M. Qurash Shihab, Lentera Hati,(Bandung : Penerbit Mizan,1994),cet. Ke 1,hlm.114
       282Priyodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya : Arkola,2007 ), hlm. 732
       283M.Quraish Shihab, Wawasan al-Qurán,(Bandung: Penerbit Mizan), cet. ke IV, hlm.545-547


90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar