Artinya : “Maka Apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia
ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?(QS al Ghasyiyah (88):17-20)271
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut al-Qur’an
adalah sebagai berikut :
a.
Motivasi
b.
Pengulangan
c.
Perhatian
d.
Partisipasi
aktif
e.
Pembagian
belajar
f.
Perubahan
perilaku secara bertahap.. 272
------------
270Op.Cit, hlm. 901
271Ibid, hlm. 1156
272Muhammad
Utsman Najati, Op.Cit, hlm. 268-302
86
Meskipun secara teoritis belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku
organism dapat dianggap belajar. Perubahan yang timbul karena proses belajar
sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas. Diantara ciri-ciri
perubahan yang khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar adalah :
a.
perubahan
itu intensional;
b.
perubahan
itu positif dan aktif;
c.
perubahan
itu efektif dan fungsional. 273
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar
biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
a.
kebiasaan
b.
keterampilan
c.
pengamatan
d.
berfikir
assosiatf dan daya ingat
e.
berfikir
rasional dan daya kritis
f.
sikap
g.
inhibisi
h.
apresiasi
i.
tingkah
laku afektif. 274
Pada umumnya orang melakukan usaha atau
bekerja dengan harapan memeroleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya,
tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efisien. Efisien
adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan
hasilnya (Gie, 1985). Dengan demikian, ada dua macam efisiensi yang dapat
dicapai siswa, yaitu :
a.
efisiensi
usaha belajar
b.
efisiensi
hasil belajar.. 275
------------
273Muhibbin
Syah, Op.Cit, 117
274Ibid, hlm. 116-119
275Ibid, hlm. 123
87
Efisiensi
dari sudut usaha belajar dapat digambarkan model berikut :
MODEL 1
Efisiensi dari Sudut Usaha Belajar
Usaha Badu
Belajar
Usaha Tuty Prestasi
Belajar
Belajar
Usaha Ibnu
Belajar
Model
1 tersebut di atas memperlihatkan kepada kita bahwa Ibnu lebih efisien daripada
Tuti dan Badu, karena dengan usaha yang minim dapat mencapai hasil belajar yang
sama tingginya dengan prestasi beljar Tuti dan Badu. Padahal, Tuti dan Badu
telah berusaha lebih keras daripada Ibnu.
Selanjutnya, sebuah kegiatan belajar
dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan
prestasi belajar tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan model 2 berikut ini :
MODEL 2
Efisiensi dari Sudut Hasil Belajar
Badu Prestasi
rendah
Usaha Tuty Prestasi
Belajar
sedang
Ibnu
Prestasi
tinggi
Model 2 di atas memperlihatkan bahwa Ibnu
adalah siswa yang efisien ditinjau dari prestasi yang dicapai, karena ia
menunjukkan perbandingan yang terbaik dari sudut hasil. Dalam hal ini, meskipun
usaha belajar Ibnu sama besarnya dengan usaha Tuti dan Badu (lihat kotak usaha
belajar), ia telah memeroleh prestasi yang optimal atau lebih tinggi daripada
prestasi Tuti dan Badu. 276
------------
276Ibid, hlm. 123-124
88
Secara sederhana konsep belajar tuntas
mengajarkan (Carroll, 1968) bahwa bilamana siswa diberi kesempatan
mempergunakan waktu yang dibutuhkannya untuk belajar dan ia mempergunakannya
sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang diharapkan.277
Ada beberapa factor yang mempengaruhi
hasil belajar seseorang adalah :
1.
Waktu
yang tersedia untuk menyelesaikan bahan.
2.
Usaha
yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut.
3.
Bahan
seseorang yang sifatnya sangat individual.
4.
Kualitas
pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran.
5.
Kemampuan
siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar
mengajar yang dihadapi. 278
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya
mengatakan bahwa tingkat hasil belajar pada
waktu yang digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Dalam situasi
sekolah yang sebenarnya waktu yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan
dipengaruhi oleh karakteristik siswa dan karakteristik pengajaran.
Karakteristik siswa berkenaan dengan bakat dan ketekunan belajar. Karakteristik
pengajaran berkenaan dengan kesempatan belajar, kualitas pengajaran, dan kemampuan
memahami pengajaran.
f (waktu yang dibutuhkan secara
actual)
Tingkatan
hasil belajar = (waktu yang dibutuhkan)
f = fungsi yang ditentukan oleh atau
bergantung pada. 279
Allah Swt. berfirman :
------------
277Abu
Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Stategi
Belajar Mengajar, (Bandung : CV Pustaka
Setia,
2005), cet. ke 2, hlm. 156
278Ibid, hlm. 157
279Ibid, hlm. 158
89
Artinya : “demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS al Áshr (103) : 1-3)280
Ada empat kriteria orang yang terhindar
dari kerugian sesuai surat al Ashr tersebut diatas, yaitu : 1. Yang mengenal
kebenaran, 2. Yang mengamalkan kebenaran, 3. Yang ajar-mengajar menyangkut
kebenaran, 4. Yang sabar dan tabah dalam mengamalkan serta mengajarkan
kebenaran.281
Dalam kamus bahasa Indonesia waktu
adalah : (1) seluruh rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang dan yang akan
dating; (2) saat tertentu untuk menyelesaikan sesuatu; (3) kesempatan, tempo,
atau peluang; (4) ketika, atau saat terjadinya sesuatu.282
Menurut M. Quraish Shihab menyebutkan
bahwa waktu dalam Al-Qurán menunjukkan makna-makna: 1.
Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu, seperti berakhirnya usia
manusia atau masyarakat Q.S. Yunus (10) : 49, 2. Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang
dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya sampai
punahnya alam sementara ini Q.S. Al-Insan (76) : 1; 3. Waqt digunakan dalam
arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa
Q.S. an-Nisa (4) : 103; 4. Ashr, kata ini biasa diartikan “waktu menjelang
terbenamnya matahari”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “masa”secara mutlak.
Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa áshr merupakan hal yang
terpenting dalam kehidupan manusia. Kata áshr sendiri bermakna “perasaan”,
seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan
keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa. 283
------------
280Op.Cit, hlm. 1183
281M. Qurash Shihab, Lentera
Hati,(Bandung : Penerbit Mizan,1994),cet. Ke 1,hlm.114
282Priyodarminto,
Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya :
Arkola,2007 ), hlm. 732
283M.Quraish
Shihab, Wawasan al-Qurán,(Bandung:
Penerbit Mizan), cet. ke IV, hlm.545-547
90
Tidak ada komentar:
Posting Komentar