Selasa, 21 Agustus 2012


82
       Ahli matematika, fisika, biologi dan ilmuwan lainnya menekankan nilai intuisi dalam pemecahan masalah. Seorang dikatakan berfikir intuitif, bila ia telah lama memikirkan suatu soal dan secara tiba-tiba melihat pemeahannya. Disamping itu dikatakan bahwa seorang berfikir intuitif, bila ia dengan cepat dapat mengemukakan terkaan-terkaan yang baik dan tepat. Menurut kamus Webster, intuisi berarti pemahaman yang segera. Benar tidaknya intuisi itu masih harus diselidiki dengan cara analitis.260
        Muhibbin Syah dalam Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa “ Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupkan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara sekian banyak teori yang berdasarkan hasil eksperimen terdapat tiga macam yang sangat menonjol, yakni connectionism, classical conditioning dan operant conditioning.261
        Prinsip yang menyatukan di kalangan ahli-ahli teori lapangan adalah pengamatan pelajar sendiri terhadap lingkungannya dan penemuan pribadinya terhadap makna dalam suatu suasana. Tingkah laku belajar harus diterangkan menurut sifat menyeluruhnya masalah itu. Manusia tidak mengadakan respons kepada rangsangan yang terpisah, tetapi kepada seperangkat rangsangan atau pola rangsangan. Mereka tidak mengadakan respons kepada rangsangan tunggal, tetapi kepada suatu pola rangsangan, suatu pola sebagai keseluruhan. Pendeknya, individu memilih rangsangan-rangsangan tertentu dari keseluruhan suasana itu, kemana ia akan memberi reaksi, dan apa yang dipilihnya akan merubah tingkahlakunya. 262
       Muhammad Utsman Najati dalam Psikologi dalam al Qur’an menyatakan tentang sumber-sumber Ilmu bahwa “ Manusia dpat memperoleh ilmu pengetahuan dari dua sumber utama : sumber Ilahiah dan sumber insaniah. Kedua jenis ilmu ini kembali kepada Allah Swt. yang telah menciptakan manusia serta melengkapinya dengan berbagai alat dan instrument yang dapat digunakan untuk persepsi dan perolehan ilmu. Ilmu yang dating dari sumber Ilahiah adalah ilmu yang secara langsung dating kepada kita dari Allah Swt. malui wahyu, ilham, atau mimpi yang benar. Adapun ilmu yang dating dari sumber insaniah adalah ilmu yang dipelajari manusia dari pengalaman-pengalaman pribadinya dalam kehidupan, kesungguhannya dalam eksplorasi, observasi, upaya mengatasi berbagai masalah yang menghadang dengan cara trial and error, atau melalui pengalaman praktis”. 263

------------
       260S. Nasution, Op.Cit, hlm. 10
       261Muhibbin Syah, Op.Cit, hlm. 102-103
       262Hasan Langgulung, Op.Cit, hlm. 249
       263Muhammad Utsman Najati, Op.Cit, hlm. 252-252
83
       Selanjutnya dikatakan pula dalam cara-cara belajar menurut al Qur’an bahwa “ Manusia akan belajar dengan cara yang berbeda-beda. Kadang-kadang manusia belajar dengan cara meniru (imitation). Seorang anak akan meniru kedua orang tuanya serta belajar berbagai kebiasaan dan pola perilaku mereka. Melalui pengalaman praktis atau tril and error, manusia juga akan belajar banyak mengenai cara-cara yang berguna dalam mengatasi berbagai problema kehidupannya dan bermacam urusan penghidupannya. Adakalanya manusia juga belajar melalui pemikiran dan membuat konklusi logis “. 264

       Allah Swt. berfirman sebagai berikut :
  
     Artinya “ kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal “. (Q.S. al Maidah (5) : 31) 265
       Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman sebagai berikut :
 
       Artinya  “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al Ahzab (33) : 21)266





------------
       264Ibid, hlm. 258
       265Op.Cit, hlm. 192
       266Ibid, hlm. 767


84
    Muhammad Utsman Najati mengatakan dalam cara-cara belajar melalui pengalaman praktis dan trial and error menyebutkan bahwa “ Manusia juga akan belajar menghadapi dan mencoba mengatasi problema kehidupan yang beragam melalui pengalaman praktis dan trial and error. Dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi situasi-situasi baru yang belum dipelajari bagaimana merespons situasi atau bagaimana menyikapi situasi-situasi baru tersebut. Kadang-kadang beberapa respons itu keliru dan kadang-kadang pula tepat. Demikianlah manusia, melalui apa yang oleh para psikolog modern dinamai trial and error (proses conditioning), manusia senantiasa belajar tentang respons-respons baru dalam menyikapi situasi-situasi baru serta dalam mengatasi problematika kehidupan praktis yang dihadapinya. 267
       Allah Swt. berfirman sebagai berikut :
  
Artinya:  “ mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai”. (Q.S. Ar-Rum (30) :7)268
       Manusia juga belajar melalui berfikir. Ketika seseorang berfikir untuk memecahkan masalah tertentu, pada hakikatnya ia sedang melakukan semacam trial and error secara intelektual. Dalam benaknya, terlintas beberapa solusi yang salah atau tidak tepat. Selanjutnya, ia akan memilih solusi yang dipandangnya tepat dan benar. Jadi, dengan berfikir, seseorang belajar membuat solusi baru atas berbagai persoalan. Dengan berfikir, seseorang juga dapat mengungkapkan korelasi antara berbagai objek dan peristiwa, menelurkan prinsip dan teori baru, serta menemukan berbagai penemuan baru. Oleh karena itu, para psikolog menyebut proses berfikir sebagai proses belajar tingkat tinggi.269





------------
       267Muhammad Utsman Najati, Op.Cit, hlm. 262
       268Op.Cit, hlm. 736
       269Op.Cit, hlm. 264




85

      Allah Swt. berfirman sebagai berikut :
 
      Artinya : “ dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka “. (Q.S. Asy-Syura (42) : 38)270
      Allah Swt. berfirman :
Ÿ
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar